26 Januari 2010

BMT "nakal"

Baitul Maal Wattamwil (BMT) adalah lembaga keuangan syari’ah berbadan hukum koperasi, dimana cara pengoperasiannya sama dengan bank syari’ah pada umumnya. Akan tetapi dalam BMT belum ada penjamin simpanan seperti bank syari’ah yang dijamin oleh Bank Indonesia. Produk-produk yang ditawarkan juga sama, pinjaman dalam istilah syari’ahnya yaitu pembiayaan, tabungan atau simpanan dan deposito atau simjaka (simpanan berjangka).

Semakin menjamurnya BMT dijogjakarta membuat persaingan pasar dalam menarik mitra semakin ketat, berbagai produk ditawarkan, bagi hasil simpanan semakin tinggi, proses pembiayaan dipermudah.

Selama satu bulan ini saya sudah membaca disurat kabar kurang lebih ada dua BMT yang nakal, dan semua didaerah sleman. Saya sangat menyayangkan dengan kejadian itu, nama BMT semakin kurang baik dimata masyarakat, padahal tidak semua BMT seperti itu.

Bagi para pengurus, pengawas dan pengelola BMT hendaknya bersikap profesional dalam mengelola BMT masing-masing. Laporan keuangan hendaknya setiap hari semua team mengetahui, posisi neracanya, dari asset, biaya, pendapatan,landing dan funding setiap Pjnya, dan jumlah mitra. Yang paling penting yaitu kas aman dan jumlah liquiditasnya. Dengan demikian, sewaktu-waktu ada pengambilan tabungan atau simjaka yang berjumlah besar, BMT tersebut siap. Jika tidak di menej seperti itu, nanti mitra berfikir dipersulit dalam mengambil uangnya sendiri, kepercayaan mitra akan luntur.

Bagi mitra (nasabah), sebelum menjadi mitra di BMT tersebut hendaknya memeriksa/ tanyakan badan hukumnya, HO/tanda izin gangguan, dan jangan tergiur dengan iming-iming keuntungan hampir 20 persen setiap bulannya, itu benar-benar tidak wajar.

Hati-hati dengan BMT nakal, semoga semua team berperan aktif dalam pengoperasiannya, karena BMT itu milik anggota.

18 Januari 2010

Tanpa judul, asal tulis 2

Berbicara tentang kantor, saya sekarang kerja di Lembaga Keuangan Syariah bagian menghitung uang, setiap hari selalu memegang banyak uang, tapi uangnya orang, seandainya uang ku sendiri bagaimana rasanya ya…“sambil membayangkan.” Berarti saya punya doble job dong, selain kerja dikantor saya juga kerja jadi pembantu rumah tangga, tapi gaji tidak dobel…huh…sebel…duh sudah hampir jam 7.00 pagi, padahal dapur belum bersih bener, peralatan dabur kotor belum selesai dicuci, ngebut… setelah beres semua saya segera mandi dan ganti baju seragam kantor…makeup seadanya, hanya bedak tipis dan lipstick berwarna natural…tapi tetep manis..he..he..narsis…

Berangkat kekantor naik motor. Aku starter motornya tapi ga bisa langsung jalan, karena belum panas dan itu motor metik, jadi butuh hampir satu menit untuk membuat motor agak panas biar bisa jalan. “Wah kurang 10 menit lagi jam 8.00 wib” gumamku sambil berlalu meninggalkan rumah, dengan tergesa dan ngebut, ngacir……sampe diperempatan yang paling aku sebalkan, karena waktu lampu merah lama banget…dan lo lampu hijau hanya 15 detik…duh kena lampu merah nich…bakal lama…5 menit lagi harus nyampe kantor…kaki ku gerak-gerakan kecil, gelisah…sambil menunggu lampu menyala hijau. Kayak mo balap MotoGP aja, siap menunggu aba-aba untuk balapan...lampu merah 5, 4, 3, 2, 1..go siap melaju menyusuri jalan raya Brigjen Katamso yang lumayan lebar tapi juga padat…motor ku geber hingga 60 km/h.

Akhirnya sampe juga dikantor tepat pukul 08.00..”selamat-selamat” gumamku. Setelah absen aku bergegas menuju ruang yang biasa tempat untuk kumpul, rapat dll. Disitu ada meja kaca bundar dan ada kursi empat yang terbuat dari rotan, jumlah kursinya pas sesuai dengan jumlah karyawannya. Kemudian saya meletakan tas dan langsung menyalakan komputer yang ada diruang depan tempat untuk transaksi jika ada mitra datang. Kami berempat mulai membaca alqur’an sebelum mulai bekerja, karena bagi tempat kami membaca alqur’an itu diharuskan. Kebetulan pagi itu kami sudah sampai pada surat An Nisaa yaitu menerangkan dengan perintah bertakwa dan menyatakan bahwa asal manusia adalah satu, kemudian menerangkan hukum-hukum yang berhubungan dengan anak yatim, rumah tangga, warisan, wanita yang haram dinikahi serta hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan dan masih banyak hal lainnya. Setelah membaca surat tersebut, timbul pertanyaan dibenak saya “ bagaimana sih emansipasi wanita dilihat dari sisi hukum islam? apakah diperbolehkan? Ataukah ada syarat-syarat tertentu?” hemm…jd pusing nich… sudah lah tidak usah dipikirin…yang penting hidup jalan terus…

Setengah jam berlalu untuk briefing, menyampaikan apa yang perlu dikerjakan dan mana yang perlu dikoreksi dan ditingkatkan, ada mitra yang mengajukan pembiayaan baru atau tidak?.. atau mungkin ada komplain dari mitra. “Assalalmualaikum” mitra sudah pada datang.... “wa’alaikumsalam” jawab saya dengan suara diperhalus dan sambil tersenyum. Sebenarnya sih suara saya ga bisa halus seperti operator telepon seluler atau customer sirvice operational(CSO) diperusahaan-perusahaan atau juga diperbankan. Tapi saya selalu belajar dan berusaha bagaimana cara berbicara secara halus dan lembut, maklum saya kan dari luar kota, yang notabene asal saya dari daerah yang cara ngomongnya asal nyablak aja..he..he.. “silahkan bu, ada yang bisa kami bantu” saya lanjut menawarkan, karena kata atasan saya, jika ada mitra datang, jangan sampai mitra itu terlihat kebingungan karena dibiarkan tidak disapa, itu merupakan salah satu dari pelayanan sih. Mitra tersebut menjawab, “ngoteniki mba, kulo niki bade mbayar listrik njih sekalian bade mbika tabungan, ne kawitanepun niku pinten?, ne menawi kulo betah kapan mawon niku saget dipun pundut tho mba?” maklum-maklum orang jogja asli yang mayoritas masyarakat pada ngomong jawa, sebenarnya sih saya rada bingung, tapi itu belum termasuk bahasa jawa halus....kalo jawa halus saya menyerah deh, ngga dong... “injih saget bu” jawab saya. Selanjutnya saya jelaskan pake bahasa nasional yaitu bahasa indonesia.

“Memang nisbah itu apa mba?” dan 17 persen dari pendapatan, berarti saya dapatnya banyak sekali dong?” pertanyaan yang sudah sering ditanyakan oleh mitra lain, karena tempat saya kerja adalah di lembaga keuangan syariah, otomatis saya harus tau tentang istilah dan produk-produk syariah. “begini bu” saya memulai menjelaskan, “nisbah itu adalah proporsi keuntungan yang dibagikan kepada mitra, dan 17 persen itu tidak trus langsung dari pendapatan 17 persenya dikasihkan ke ibu, tapi ada perhitungannya. “Trus perhitungannya gimana mb?” ternyata dia masih belum puas dengan jawaban saya, maklum orang kota, masyarakatnya kritis-kritis dan wawasanya lebih luas, tidak seperti didaerah pedesaan yang hanya manut-manut aja, tapi itu dulu tidak tau kalo sekarang. Jika perkembangan teknologi semakin maju dan budaya kota sudah masuk desa mungkin pikirannya sudah mulai pada maju. “Perhitungannya yaitu jumlah tabungan ibu di bagi dengan seluruh total tabungan yang ada disini dikalikan 17 persen terus dikalikan alokasi keuntungan untuk simpanan, nah itu yang didapat oleh ibu”..oo gitu” kata si mitra. BERSAMBUNG

06 Januari 2010

Tanpa judul, asal tulis

Tahun baru sudah aku lewati dijogja sebanyak 9 kali, tapi rasanya biasa-biasa saja, tidak ada yang sepesial, selalu dirumah. kegiatan yang sering aku lakukan sorenya sebelum malam tahun baru, masak opor ayam, sambal goreng krece, namanya juga bekerja jadi juru masak (PRT), tapi walaupun seperti itu aku selalu berusaha merasa senang "walaupun terkadang pengen kayak teman-teman yang selalu bisa keluar untuk jalan-jalan", karena ditempatku tidak bebas, jika keluar harus ijin dulu dan pekerjaanya harus sudah beres semua. tapi saya bersyukur walaupun menjadi PRT, saya masih bisa kuliah (walaupun bukan di universitas favorit), setidaknya saya bisa menuntut ilmu, "yang menurut saya itu suatu hal yang tidak mungkin" karena saya dari keluarga petani kecil yang hanya bisa makan pake nasi tiwul, ikan asin dan sambal korek, itupun sudah termasuk enak sekali.. he…he.. sedih, jadi teringat waktu kecil dulu…

Menjelang malam saya lalui hanya melihat acara di TV, acara musik menyambut tahun baru, sambil teringat ibu kandungku yang jauh disana, rasa rindu menggelayut, coz saya dua tahun sekali pulang kampungnya. Tepat pukul 12.00, saya segera naik keteras lantai dua untuk melihat kembang api dari seluruh jogja, klo pengen jelas saya naik keatas genting untuk melihat kembang api sambil merenung..hemm..menyedihkan…

Setelah agak sepi akupun bergegas mengambil air wudhu untuk solat malam (so alim,he..he,,)..akupun tidak lupa berdo’a, untuk saya sendiri,orangtua,dan saudara. Do’anya hanya standar, yaitu diberi kelancaran dalam berbagi hal, kesehatan untuk semua, selamat dunia dan akherat dan yang paling penting yaitu orang tua kandungku selalu ingat sama aku. Amiin.

Jam dinding sudah menunjukan pukul 02.00 WIB, saya segera naik ketempat tidur untuk tidur walaupun hanya beberapa jam, karena jam 04.30 WIB saya sudah harus bangun lagi untuk mempersiapkan sarapan pagi untuk semua dan sekalian masak untuk makan siang. Persedian bahan masakan sudah saya pesiapkan kemaren pagi, yang dimasak hari ini, nanti ada mang sayur lewat, saya belanja untuk persediaan masak besok pagi, begitu terus setiap hari, harus pintar-pintar memenej waktu, kalo tidak bisa memenej, semua jadi kacau, bisa-bisa telat masuk kantor. BERSAMBUNG