Berbicara tentang kantor, saya sekarang kerja di Lembaga Keuangan Syariah bagian menghitung uang, setiap hari selalu memegang banyak uang, tapi uangnya orang, seandainya uang ku sendiri bagaimana rasanya ya…“sambil membayangkan.” Berarti saya punya doble job dong, selain kerja dikantor saya juga kerja jadi pembantu rumah tangga, tapi gaji tidak dobel…huh…sebel…duh sudah hampir jam 7.00 pagi, padahal dapur belum bersih bener, peralatan dabur kotor belum selesai dicuci, ngebut… setelah beres semua saya segera mandi dan ganti baju seragam kantor…makeup seadanya, hanya bedak tipis dan lipstick berwarna natural…tapi tetep manis..he..he..narsis…
Berangkat kekantor naik motor. Aku starter motornya tapi ga bisa langsung jalan, karena belum panas dan itu motor metik, jadi butuh hampir satu menit untuk membuat motor agak panas biar bisa jalan. “Wah kurang 10 menit lagi jam 8.00 wib” gumamku sambil berlalu meninggalkan rumah, dengan tergesa dan ngebut, ngacir……sampe diperempatan yang paling aku sebalkan, karena waktu lampu merah lama banget…dan lo lampu hijau hanya 15 detik…duh kena lampu merah nich…bakal lama…5 menit lagi harus nyampe kantor…kaki ku gerak-gerakan kecil, gelisah…sambil menunggu lampu menyala hijau. Kayak mo balap MotoGP aja, siap menunggu aba-aba untuk balapan...lampu merah 5, 4, 3, 2, 1..go siap melaju menyusuri jalan raya Brigjen Katamso yang lumayan lebar tapi juga padat…motor ku geber hingga 60 km/h.
Akhirnya sampe juga dikantor tepat pukul 08.00..”selamat-selamat” gumamku. Setelah absen aku bergegas menuju ruang yang biasa tempat untuk kumpul, rapat dll. Disitu ada meja kaca bundar dan ada kursi empat yang terbuat dari rotan, jumlah kursinya pas sesuai dengan jumlah karyawannya. Kemudian saya meletakan tas dan langsung menyalakan komputer yang ada diruang depan tempat untuk transaksi jika ada mitra datang. Kami berempat mulai membaca alqur’an sebelum mulai bekerja, karena bagi tempat kami membaca alqur’an itu diharuskan. Kebetulan pagi itu kami sudah sampai pada surat An Nisaa yaitu menerangkan dengan perintah bertakwa dan menyatakan bahwa asal manusia adalah satu, kemudian menerangkan hukum-hukum yang berhubungan dengan anak yatim, rumah tangga, warisan, wanita yang haram dinikahi serta hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan dan masih banyak hal lainnya. Setelah membaca surat tersebut, timbul pertanyaan dibenak saya “ bagaimana sih emansipasi wanita dilihat dari sisi hukum islam? apakah diperbolehkan? Ataukah ada syarat-syarat tertentu?” hemm…jd pusing nich… sudah lah tidak usah dipikirin…yang penting hidup jalan terus…
Setengah jam berlalu untuk briefing, menyampaikan apa yang perlu dikerjakan dan mana yang perlu dikoreksi dan ditingkatkan, ada mitra yang mengajukan pembiayaan baru atau tidak?.. atau mungkin ada komplain dari mitra. “Assalalmualaikum” mitra sudah pada datang.... “wa’alaikumsalam” jawab saya dengan suara diperhalus dan sambil tersenyum. Sebenarnya sih suara saya ga bisa halus seperti operator telepon seluler atau customer sirvice operational(CSO) diperusahaan-perusahaan atau juga diperbankan. Tapi saya selalu belajar dan berusaha bagaimana cara berbicara secara halus dan lembut, maklum saya kan dari luar kota, yang notabene asal saya dari daerah yang cara ngomongnya asal nyablak aja..he..he.. “silahkan bu, ada yang bisa kami bantu” saya lanjut menawarkan, karena kata atasan saya, jika ada mitra datang, jangan sampai mitra itu terlihat kebingungan karena dibiarkan tidak disapa, itu merupakan salah satu dari pelayanan sih. Mitra tersebut menjawab, “ngoteniki mba, kulo niki bade mbayar listrik njih sekalian bade mbika tabungan, ne kawitanepun niku pinten?, ne menawi kulo betah kapan mawon niku saget dipun pundut tho mba?” maklum-maklum orang jogja asli yang mayoritas masyarakat pada ngomong jawa, sebenarnya sih saya rada bingung, tapi itu belum termasuk bahasa jawa halus....kalo jawa halus saya menyerah deh, ngga dong... “injih saget bu” jawab saya. Selanjutnya saya jelaskan pake bahasa nasional yaitu bahasa indonesia.
“Memang nisbah itu apa mba?” dan 17 persen dari pendapatan, berarti saya dapatnya banyak sekali dong?” pertanyaan yang sudah sering ditanyakan oleh mitra lain, karena tempat saya kerja adalah di lembaga keuangan syariah, otomatis saya harus tau tentang istilah dan produk-produk syariah. “begini bu” saya memulai menjelaskan, “nisbah itu adalah proporsi keuntungan yang dibagikan kepada mitra, dan 17 persen itu tidak trus langsung dari pendapatan 17 persenya dikasihkan ke ibu, tapi ada perhitungannya. “Trus perhitungannya gimana mb?” ternyata dia masih belum puas dengan jawaban saya, maklum orang kota, masyarakatnya kritis-kritis dan wawasanya lebih luas, tidak seperti didaerah pedesaan yang hanya manut-manut aja, tapi itu dulu tidak tau kalo sekarang. Jika perkembangan teknologi semakin maju dan budaya kota sudah masuk desa mungkin pikirannya sudah mulai pada maju. “Perhitungannya yaitu jumlah tabungan ibu di bagi dengan seluruh total tabungan yang ada disini dikalikan 17 persen terus dikalikan alokasi keuntungan untuk simpanan, nah itu yang didapat oleh ibu”..oo gitu” kata si mitra. BERSAMBUNG