29 April 2010

Ketika Kulit Mulai Keriput dan Rambut Mulai Memutih

Aku kadang membayangkan jika nanti aku sudah mulai tua, wajahku seperti apa ya???..hem.. tambah kurus atau tambah gemuk…apakah nanti hidup masa tua ku selalu bahagia…, kadang pertanyaan itu muncul dibenakku…dan lumayan mengusikku, yang paling mengusik adalah apakah masa tuaku selalu bahagia dan hidup tenang ?…


Sebenarnya itu tidak boleh dirisaukan…hidupkan selalu berjalan, dan katanya hidup kadang diatas kadang dibawah, jadi kadang bahagia kadang juga tidak, karena Alloh semua yang mengatur, tapi jangan lupa kita juga harus tetap berusaha.


Ngomong-ngomong tentang tua, istilah itu tidak bisa dihindari, kulit mulai pada kriput dan cenderung kering, rambut mulai memutih, gigi pada copot, penglihatan tidak jelas, daya tangkap pikiran mulai berkurang, lebih sensitif, cepet tersinggung, selalu ingin diperhatiin, dan masih banyak lagi yang lain.


Akan tetapi katanya ustad yang hari rabu ngisi pengajian, kita harus selalu bersyukur dan selalu ingat kepada Alloh, ada Do’a setelah solat “Allohumma anginni ‘alaa dzikrika wasyukrika wa khusni ‘ibadatik” kita harus selalu bersyukur kepada Alloh dan selalu ingat kepadaNya. Walaupun seandainya kehilangan barang atau uang dll, kita harus bersyukur “ Alhamdulillah.. hanya saratus ribu yang hilang, ngga lebih”he..he..ada2 aja..

Jadi kalo kita tua dengan keadaan apapun, kita juga harus bersyukur “Alhamdulillah saya masih bisa merasakan tua”he..he..begitukah?....


Wes jangan serius-serius bacanya, ini Cuma asal nulis aja kok…xii.xii.xxiii

20 April 2010

Tidak Ada Buku Nikah

Kemaren malam kakak saya telepon, katanya dia mau buat akta lahir, karena semua saudaraku, enam bersaudara tidak ada yang dibuatin akta lahir, jadi sekarang sudah besar-besar semua dan membutuhkan akta lahir untuk melamar pekerjaan, daftar kuliah, ada yang mau nikah juga jadi bingung dech, dan untuk membuat akta lahir itu membutuhkan data-data seperti BUKU NIKAH orang tua, KK/C1, KTP orang tua. Wau padahal dari syarat tersebut, buku nikah ortu tidak ada, KTP ibu juga tidak ada dan lebih parah lagi tanggal lahir dan tahun lahir para si anak diraport sekolah dan di KTP or KK ada yang beda, waduh kacau-kacau…karena pada waktu bapak mendaftarkan disekolah ngasal aja yang penting hampir sama gitu..jadi sekarang tambah ribet.


Rencana sekarang akan membuat buku nikah dulu untuk ortu, tapi lebih parahnya lagi ortu sudah tidak ingat tanggal dan bulan nikahnya, we..alah…..trus gimana ini… katanya ibu “ya udah ngasal aja yang penting tahunnya benar”.. orang jaman dulu nikah kayak moment yang tidak penting aja…trus biayanya gimana ini untuk buat buku nikah, pasti mahal? akhirnya ada kesepakatan kita patungan, biar agak ringan.


Mayoritas ditempat saya, para orang tua tidak punya buku nikah dan KTP, katanya itu tidak terlalu penting, karena mayoritas juga pendidikan disana belum maju, maksimal setingkat sekolah menengah pertama (SMP), yang sekolah menengah atas (SMA) itu bisa dihitung pake jari. Jadi para anak tidak terlalu membutuhkan data dari orang tua.


Tapi menurut saya itu penting, walaupun hidup didesa, data-data itu harus ada, jika ada masalah dikemudian hari itu bisa menguatkan.

Ada lagi satu pertanyaan, apakah ortu saya nikah siri? Tapi katanya ada penghulu, Cuma tidak ada buku nikah, hanya surat keterangan nikah saja.

14 April 2010

Ketika Perempuan Dibatas Usia Pernikahan


Usia kadang membuat takut sebagian perempuan bagi mereka yang belum menikah atau belum mempunyai pendamping hidup, apalagi jika sudah batas usia sekitar kepala tiga. Sebenarnya usia berapa perempuan sudah mulai gelisah membicarakan tentang pernikahan? Usia 23-27 itu merupakan usia yang pas bagi perempuan untuk menikah, akan tetapi jika calon pendamping hidup belum diberi sampai akhir batas usia yang pas, bagaimana perasaan atau isi hati seorang perempuan tersebut? Pasti orang tua akan selalu menyuruh untuk segera menikah. Kadang merasa risih, dengan pertanyaan tentang pendamping hidup.

Apakah memilih itu salah? Kita semua ingin yang terbaik, tapi kata orang jika terlalu memilih malah sulit mencari pendamping hidup.

Kenapa perempuan memilih menikah dibatas akhir usia yang pas untuk menikah?

Mungkin:

  1. Belum dapat jodoh
  2. selalu menutup diri
  3. terlalu pilih-pilih
  4. kurang bergaul
  5. keasyikan bekerja
  6. malas
  7. trauma
  8. sakit hati

Apa yang paling mungkin kedelapan pilihan tersebut?

Jika menikah diusia yang agak tua, kasihan keturunannya dan juga rentan untuk mempunyai anak, karena juga perempuan cepat mengalami menopouse.

07 April 2010

“ Balas Dendam” Apakah Salah?


Empat tahun kuliah full naik bis, rasa capek sangat terasa, apalagi jika bis tidak kunjung datang, menunggu sampe kaki kesemutan, otomatis sampe kampus selalu telat apalagi jika ada kuliah pagi, semua rencana jadi kacau. Rasa jenuh, capek dan segalanya campur jadi satu. Sebenarnya aku tidak boleh mengeluh seperti itu, seharusnya aku bersyukur dengan keadaan ini.


Aku tidak setuju atau bisa dikatakan agak iri dengan temenku yang satunya, sama-sama anak asuh, tapi dia dapat fasilitas transport, dia bawa motor, otomatis bisa menghemat waktu dan tidak capek, kalo aku hampir satu jam diperjalanan, jika naik motor hanya tiga puluh menit saja sudah nyampe. Jika harus adil seharusnya sama-sama naik bis, dengan begitu persaingan jadi impas, dan sehat.


Aku pernah melanggar peraturan rumah, jika tidak punya SIM tidak boleh naik motor walaupun hanya sampe depan rumah, tapi aku tetep saja melanggar peraturan itu. Saya belajar naik motor dan secara diam-diam saya pergi naik motor. Terus ketahuan dech…he…kena marah dech sama orang tua asuh, marahnya “ jika kamu ketahuan lagi naik motor diam-diam kamu akan saya balikin ketempat asal kamu” duh kacau-kacau..

Tapi kenapa dia langsung dibuatin SIM sedangkan saya tidak, apakah hanya karena perbedaan gender??? Laki-laki boleh naik motor, sedangkan wanita tidak boleh naik motor. Sebenarnya menurut aku pemikiran itu salah, sekarang itu jaman modern, emansipasi wanita dong.


Sejak saat itu aku berfikir aku harus balas dendam dengan membeli motor sendiri, hem.. apakah mungkin? Hari demi hari aku lalui, aku harus semangat. Sampai semester akhir kuliah, disitu kendalanya benar-benar menguras tenaga, fikiran, uang dan waktu. Menyusun sekripsi yang melelahkan, mencari referensi, data-data semuanya kulalui dengan naik bis dan jalan kaki, stress…….berat L… selama masa perjuangan tersebut isi didalam tas saya sangat macam2, dari buku-buku referensi, note, dan keperluan kuliah, yang tidak pernah ketinggalan di tas saya adalah payung, dan bawa botol minum…. Kenapa jadi ngelantur ke isi tas ya…he..


Sekripsi sudah final akhir, tinggal ngoreksi dan ngedit, akan tetapi pendaftaran wisuda tinggal dua hari lagi, aku belum daftar bebas perpustakaan, skripsi belum dijilid, lom dibuat bentuk disc, dan lain-lain…hem…

Malam jam 20.30 aku ngedit dan juga mencari tempat jilid, dan kebetulan tempat aku tinggal tidak ada tempat jilid sehari jadi, padahal besok terakhir daftar wisuda. Dalam kegelapan malam aku mengayuh sepeda, untuk menemukan tempat jilid, tapi mayoritas tidak bisa, aku sms ke temen satu rumah yang boleh bawa motor “ tolong antar saya ke tempat jilid, soalnya besok hari terakhir, kalo disekitar sini tidak ada, mungkin kalo didaerah gejayan atau yang deket kampus ada” dia membalas sms “ saya tidak bisa” tumpah lah air mataku, aku menangis sambil mengayuh sepeda, perasaan campur aduk, kesel, sedih, marah dan sebagainya, hiks..hiks.. dalam hati terucap lagi, “aku harus balas dendam”..


Jam menunjukan angka 21.00, ‘duh dah malam” gumamku, aku berhenti ditempat fotocopy an, setengah memaksa kepada tukang fotocopy untuk menjilidkan sekripsi tapi besok siang harus sudah jadi, sebenarnya beliau tidak mau, tapi aku kekeh memaksa, aku bilang “tolong pak, biayanya berapa saja saya bayar”, akhirnya beliau mau, dengan biaya dua kali lipat lebih mahal dari yang biasa, ya Alloh mahalnya, duit saya habis deh… duit bener-bener menipis. Akhirnya besoknya jam 2 siang baru jilidannya jadi, memang tidak begitu bagus, tapi tidak apa-apa. akhirnya aku melanggar peraturan lagi, aku minjem motor temenku untuk wira-wiri selama satu hari tanpa ada SIM dan tentunya tanpa sepengetahuan orang tua asuh saya, he..he..tapi itu terpaksa ko…


Akhirnya sekitar jam 16.30 selesai lah sudah saya daftar wisuda, itupun sudah lupa makan siang dan sebagainya. Badan jadi kurus, item dekil, tidak terawat, kepala selalu pusing. Perjuangan belum selesai, aku harus mencari baju untuk wisuda, sandal, makeup dan lain-lain, sampai semua terealisasi, duit saya bener-bener habis, hanya sisa Rp. 30.000. hem.. Setelah wisuda selesai malamnya saya langsung ambruk, sakit satu minggu, berat badan turun 4 kg, benar-benar stress…. CURHAT dech……..

Sekarang balas dendam itu sudah terbalaskan, aku dah beli motor sendiri walaupun tidak cash, tapi membuat hati saya senang, hemm………