09 Juni 2011

Merantau ke jogja part 2

Mitromini pun datang, kami bertiga naik, setelah masuk saya melihat lagi ke rumah, siapa tau didepan situ ada ibu, agar saya bisa melambaikan tangan walaupun hanya sekali, atau melihat wajah ayu ibu saya untuk terakhir, karena bakal lama saya tidak pulang, tapi harapn saya pudar setelah ku lihat didepan rumah yang ada hanya adik, rasanya sedih, matapun sudah berkaca-kaca tapi aku tahan karena malu dilihat sama penumpang lain… ya alloh kuatkan hatiku..’ do’a ku dalam hati… Rasa dihati sangat sedih bercampur senang. Sedih karena saya jauh dari orang tua dan rasanya masih begitu muda untuk merantau dan dewasa sebelum waktunya dan juga saya masih butuh perhatian orang tua. Senang karena ada pengalaman baru tidak hanya mencari rumput dan ngangon kambing, senang karena akan ada pengalaman baru mengenal daerah lain, maklum baru sekali ini saya pergi jauh dari ortu dan menurut  saya benar2 jauh, bayangkan saja saya menempuh perjalanan darat naik bis selama dua hari satu malam.

Dihati rasa tidak karuan, perjalanan yang sangat melelahkan sampailah saya dipul pertama untuk naik bis, disitu masih dicampur antara penumpang yang eksekutiv dan patas atau ekonomi AC. Setelah perjalanan selama satu jam saya sampai di pul kedua untuk ganti bis sesuai dengan tiket yang dibeli.

Perjalanan yang begitu melelahkan, sore hari menjelang maghrib sampailah saya di pelabuhan bangkauheni untuk naik kapal menyeberang ke pulau jawa. Bis saya pun masuk kekapal, dan saya turun untuk naik ke dek kapal. Dari atas kapal kelihatan laut yaitu selat sunda yang begitu luas dan kayak tidak ada ujungya air semua, waw saya pikir kapan nyampainya. Tiga jam berlalu, kerlap kerlip lampu dari seberang kelihatan memukau, hatipun menjadi senang akhirnya nyampai ya, dan saya juga agak takjub beginikah pulau jawa? Banyak lampu, begitu terang, maklumlah didesa saya gelap, memang sudah adalistrik tapi dirumah saya belum pasang karena belum ada duit, jadi masih pakai lampu teplok atau sentir atau bahasa kerennya lentera yang dibuat  sendiri dari bekas kaleng obat hama padi, yang dilubangi tutupnya trus dikasih bekas ban sepeda yang untuk mengisi angin, nah setelah itu dikasih bunga ilalang, setelah itu kalengnya dikasih minyak tanah,jadilah lampu lentera, praktiskanhe…he..* pasti pada bingung tuh gimana cara ngebuatnya.”../*

Akhirnya kapalpun merapat ke pelabuhan merak,kami naik bis lagi dan seolah olah kapal itu seperti melahirkan banyak anak,he..he.. begitu pintu dibuka, berpuluh-puluh bis, motor, truk tronton, mobil pribadi, dan dan ada berapa ratus orang yang naik kekapal, semua keluar dengan teratur sampai muatan kapal benar2 habis.

Akhirnya  mendarat juga, bis pun mampir ke warung makan yang biasa untuk istirahat tempat berhenti bis, disitu orang2 pada makan, solat dan meluruskan kaki sebentar, karena didalam bis kaki benar2 ngga bias  diluruskan. Setelah istirahat sekitar 30 menit, bis pun melanjutkan perjalann lagi, tengah malam sampailah saya di Jakarta, wau saya juga takjub dan sedikit norak karena benar2 baru kali ini saya melihat Jakarta langsung walaupun hanya dari dalam bis sih….beh-beh…gedungnya tinggi, lampu gemerlap menghiasi kota Jakarta yang begitu kelihatan indah untuk dipandang.