07 April 2010

“ Balas Dendam” Apakah Salah?


Empat tahun kuliah full naik bis, rasa capek sangat terasa, apalagi jika bis tidak kunjung datang, menunggu sampe kaki kesemutan, otomatis sampe kampus selalu telat apalagi jika ada kuliah pagi, semua rencana jadi kacau. Rasa jenuh, capek dan segalanya campur jadi satu. Sebenarnya aku tidak boleh mengeluh seperti itu, seharusnya aku bersyukur dengan keadaan ini.


Aku tidak setuju atau bisa dikatakan agak iri dengan temenku yang satunya, sama-sama anak asuh, tapi dia dapat fasilitas transport, dia bawa motor, otomatis bisa menghemat waktu dan tidak capek, kalo aku hampir satu jam diperjalanan, jika naik motor hanya tiga puluh menit saja sudah nyampe. Jika harus adil seharusnya sama-sama naik bis, dengan begitu persaingan jadi impas, dan sehat.


Aku pernah melanggar peraturan rumah, jika tidak punya SIM tidak boleh naik motor walaupun hanya sampe depan rumah, tapi aku tetep saja melanggar peraturan itu. Saya belajar naik motor dan secara diam-diam saya pergi naik motor. Terus ketahuan dech…he…kena marah dech sama orang tua asuh, marahnya “ jika kamu ketahuan lagi naik motor diam-diam kamu akan saya balikin ketempat asal kamu” duh kacau-kacau..

Tapi kenapa dia langsung dibuatin SIM sedangkan saya tidak, apakah hanya karena perbedaan gender??? Laki-laki boleh naik motor, sedangkan wanita tidak boleh naik motor. Sebenarnya menurut aku pemikiran itu salah, sekarang itu jaman modern, emansipasi wanita dong.


Sejak saat itu aku berfikir aku harus balas dendam dengan membeli motor sendiri, hem.. apakah mungkin? Hari demi hari aku lalui, aku harus semangat. Sampai semester akhir kuliah, disitu kendalanya benar-benar menguras tenaga, fikiran, uang dan waktu. Menyusun sekripsi yang melelahkan, mencari referensi, data-data semuanya kulalui dengan naik bis dan jalan kaki, stress…….berat L… selama masa perjuangan tersebut isi didalam tas saya sangat macam2, dari buku-buku referensi, note, dan keperluan kuliah, yang tidak pernah ketinggalan di tas saya adalah payung, dan bawa botol minum…. Kenapa jadi ngelantur ke isi tas ya…he..


Sekripsi sudah final akhir, tinggal ngoreksi dan ngedit, akan tetapi pendaftaran wisuda tinggal dua hari lagi, aku belum daftar bebas perpustakaan, skripsi belum dijilid, lom dibuat bentuk disc, dan lain-lain…hem…

Malam jam 20.30 aku ngedit dan juga mencari tempat jilid, dan kebetulan tempat aku tinggal tidak ada tempat jilid sehari jadi, padahal besok terakhir daftar wisuda. Dalam kegelapan malam aku mengayuh sepeda, untuk menemukan tempat jilid, tapi mayoritas tidak bisa, aku sms ke temen satu rumah yang boleh bawa motor “ tolong antar saya ke tempat jilid, soalnya besok hari terakhir, kalo disekitar sini tidak ada, mungkin kalo didaerah gejayan atau yang deket kampus ada” dia membalas sms “ saya tidak bisa” tumpah lah air mataku, aku menangis sambil mengayuh sepeda, perasaan campur aduk, kesel, sedih, marah dan sebagainya, hiks..hiks.. dalam hati terucap lagi, “aku harus balas dendam”..


Jam menunjukan angka 21.00, ‘duh dah malam” gumamku, aku berhenti ditempat fotocopy an, setengah memaksa kepada tukang fotocopy untuk menjilidkan sekripsi tapi besok siang harus sudah jadi, sebenarnya beliau tidak mau, tapi aku kekeh memaksa, aku bilang “tolong pak, biayanya berapa saja saya bayar”, akhirnya beliau mau, dengan biaya dua kali lipat lebih mahal dari yang biasa, ya Alloh mahalnya, duit saya habis deh… duit bener-bener menipis. Akhirnya besoknya jam 2 siang baru jilidannya jadi, memang tidak begitu bagus, tapi tidak apa-apa. akhirnya aku melanggar peraturan lagi, aku minjem motor temenku untuk wira-wiri selama satu hari tanpa ada SIM dan tentunya tanpa sepengetahuan orang tua asuh saya, he..he..tapi itu terpaksa ko…


Akhirnya sekitar jam 16.30 selesai lah sudah saya daftar wisuda, itupun sudah lupa makan siang dan sebagainya. Badan jadi kurus, item dekil, tidak terawat, kepala selalu pusing. Perjuangan belum selesai, aku harus mencari baju untuk wisuda, sandal, makeup dan lain-lain, sampai semua terealisasi, duit saya bener-bener habis, hanya sisa Rp. 30.000. hem.. Setelah wisuda selesai malamnya saya langsung ambruk, sakit satu minggu, berat badan turun 4 kg, benar-benar stress…. CURHAT dech……..

Sekarang balas dendam itu sudah terbalaskan, aku dah beli motor sendiri walaupun tidak cash, tapi membuat hati saya senang, hemm………

8 komentar:

Isyrokh Fuaidi mengatakan...

ow..kirain bls dndam apa gt..kl gt gud lak dh..:)

aisah mengatakan...

he..he..cuma kisah itu tidak bisa ak lupkn maknya aku tulis..., kpn2 nulis yg lebih bermutu..he..

indra mengatakan...

keren semangatnya, sy ijin link blognya mba

aisah mengatakan...

OK link aj....

empe mengatakan...

hebat sekali perjuangan mbak :)

Alhamdulillah ya, berhasil wisuda tepat waktu :)

aisah mengatakan...

iya alhamdulillah bisa wisuda, walaupun dari target mundur 3 bulan..he...

bagaz mengatakan...

lampiskanlah semua amarahmu supaya hati mu lega, tapi ingat bahwa kita ada diruang yang sempit, tempat dimana kita tidak bisa memilih. Yang ada hanya kata "ya" dan sedikit untuk memilih "tidak"...

aisah mengatakan...

akhirnya lega juga...

Posting Komentar

Silahkan kalo mo pada komen, tapi yang baik-baik ya.!